Sabtu, 07 Maret 2015

RUMAH TUHAN (Percik Prapaskah 3)


Di gereja kecil di desaku, kuhabiskan masa-masa sekolah mingguku. Betapa aku bersukacita, ketika kakak-kakakku berkata kepadaku, “Mari kita pergi ke rumah Tuhan.” Di situ aku bermain, bernyanyi, berdoa dan mendengarkan firman Tuhan. Setelah menjadi pastor, setiap kali cuti selalu kuusahakan merayakan misa di rumah Tuhan itu. Ada suatu kedamaian saat merayakan misa di gereja kecil nan sederhana itu.

Ketika bertugas di Jakarta, aku melayani di gereja yang sangat besar, dengan jumlah umat seribu lebih setiap kali misa. Ada suatu kekaguman yang selalu mengusik hatiku: mengapa gereja ini selalu penuh? Apa sebenarnya yang mereka cari di sini? Dan sekarang, aku berada di kota Salamanca di Eropa ini, dengan katedralnya yang amat besar dan megah, dengan gereja-gerejanya yang antik dan penuh sejarah. Setiap kali merayakan misa, ada suatu tanya yang mengusik hatiku: mengapa bangku-bangku gereja ini kosong?

Apa sebenarnya yang lebih penting dari gedung gereja? Yesus bilang, “Rombaklah Bait Allah ini dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” Orang Israel selalu membanggakan Bait Allahnya yang megah itu, tapi mereka sendiri tidak mengenali Tuhan yang sudah hadir dalam diri Yesus. Yesus mau mengatakan, gedung itu hanyalah sarana. Yang paling utama adalah bertemu dengan Tuhan. Dan sekarang, Tuhan itu sudah hadir dalam diri Yesus, Bait Allah yang sejati.

Kita memang membutuhkan gedung gereja untuk beribadah, untuk merayakan iman kita. Akan tetapi, ada rumah Tuhan yang jauh lebih penting dari gedung-gedung itu ialah Yesus sendiri. Maka ketika orang telah menemukan rumah Tuhan yang sejati itu, ia tidak pusing apakah gereja itu megah atau sederhana. Dan yang sangat penting, setiap hari ia masuk ke dalam rumah Tuhan itu, yang berada di dalam hatinya sendiri. Hanya orang yang biasa masuk ke dalam ruang hatinyalah yang bertemu Tuhan setiap hari.

Jika ia tidak berjumpa dengan Tuhan di ruang hatinya, barangkali hati itu dipenuhi “pedagang-pedagang”, dipenuhi keinginan-keinginan akan harta, barang, nafsu, kuasa dan berbagai kenikmatan lainnya. Orang yang terus-menerus sibuk dengan berbagai keinginan itu, sulit sekali berjumpa dengan Tuhan di dalam hatinya. Maka melalui Injil hari ini (Yoh 2:13-25), mari kita biarkan Yesus membersihkan ruang hati kita, mengusir segala keinginan tak teratur dari dalamnya.


Lamtarida Simbolon, O.Carm
Salamanca, 7 Maret 2015



Tidak ada komentar:

Posting Komentar