Di gereja kecil di desaku, kuhabiskan masa-masa sekolah
mingguku. Betapa aku bersukacita, ketika kakak-kakakku berkata kepadaku, “Mari
kita pergi ke rumah Tuhan.” Di situ aku bermain, bernyanyi, berdoa dan
mendengarkan firman Tuhan. Setelah menjadi pastor, setiap kali cuti selalu kuusahakan
merayakan misa di rumah Tuhan itu. Ada suatu kedamaian saat merayakan misa di
gereja kecil nan sederhana itu.
Ketika bertugas di Jakarta, aku melayani di gereja yang
sangat besar, dengan jumlah umat seribu lebih setiap kali misa. Ada suatu
kekaguman yang selalu mengusik hatiku: mengapa gereja ini selalu penuh? Apa
sebenarnya yang mereka cari di sini? Dan sekarang, aku berada di kota Salamanca
di Eropa ini, dengan katedralnya yang amat besar dan megah, dengan
gereja-gerejanya yang antik dan penuh sejarah. Setiap kali merayakan misa, ada
suatu tanya yang mengusik hatiku: mengapa bangku-bangku gereja ini kosong?
Apa sebenarnya yang lebih penting dari gedung gereja? Yesus
bilang, “Rombaklah Bait Allah ini dan
dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” Orang Israel selalu
membanggakan Bait Allahnya yang megah itu, tapi mereka sendiri tidak mengenali
Tuhan yang sudah hadir dalam diri Yesus. Yesus mau mengatakan, gedung itu
hanyalah sarana. Yang paling utama adalah bertemu dengan Tuhan. Dan sekarang,
Tuhan itu sudah hadir dalam diri Yesus, Bait Allah yang sejati.
Kita memang membutuhkan gedung gereja untuk beribadah, untuk
merayakan iman kita. Akan tetapi, ada rumah Tuhan yang jauh lebih penting dari
gedung-gedung itu ialah Yesus sendiri. Maka ketika orang telah menemukan rumah
Tuhan yang sejati itu, ia tidak pusing apakah gereja itu megah atau sederhana. Dan
yang sangat penting, setiap hari ia masuk ke dalam rumah Tuhan itu, yang berada
di dalam hatinya sendiri. Hanya orang yang biasa masuk ke dalam ruang
hatinyalah yang bertemu Tuhan setiap hari.
Jika ia tidak berjumpa dengan Tuhan di ruang hatinya,
barangkali hati itu dipenuhi “pedagang-pedagang”, dipenuhi keinginan-keinginan
akan harta, barang, nafsu, kuasa dan berbagai kenikmatan lainnya. Orang yang
terus-menerus sibuk dengan berbagai keinginan itu, sulit sekali berjumpa dengan
Tuhan di dalam hatinya. Maka melalui Injil hari ini (Yoh 2:13-25), mari kita
biarkan Yesus membersihkan ruang hati kita, mengusir segala keinginan tak
teratur dari dalamnya.
Lamtarida Simbolon, O.Carm
Salamanca, 7 Maret 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar