Sabtu, 18 April 2015

MENJADI SAKSI KRISTUS DI INTERNET

Menjadi saksi Kristus di Internet

Internet adalah "ladang Tuhan" yang mahaluas, yang harus kita lihat dengan penuh harapan dan kegembiraan. Ke situ kabar gembira harus diwartakan. Haaa??? Apa mungkin?  Bukankah di Internet itu ada banyak pornografi dan hiburan yang tidak sehat lainnya? Iya, betul. Di Internet itu semua berbaur: yang baik dan yang jahat, yang hitam dan yang putih, yang profan dan yang suci. Sama seperti dunia.

Menariknya, Yesus masuk ke dalam dunia yang seperti itu, mau menjadi manusia di tengah-tengah segala kedosaan dan kejahatan manusia itu, untuk menyucikannya. Betapa luar biasa Yesus itu. Dia tidak hanya bermeditasi di tempat sunyi, tetapi pergi ke pinggiran kehidupan, ke tempat orang-orang berdosa, menyembuhkan, mengampuni, memberi makan.

Dia tidak hanya membaca Kitab Suci tetapi mewartakan kabar gembira dengan kehadirannya dan seringkali tanpa kata; kepada para petinggi agama, kepada “para koruptor” seperti Matius dan Zakeus. Ah...betapa bersyukurnya kita memiliki Tuhan Yesus yang mau menceburkan diri-Nya ke tengah-tengah manusia yang berlumur dosa dan kejahatan itu.

Itu sedikit inspirasi Kitab Suci. Kembali ke Internet. Tadi saya katakan bahwa Internet adalah ladang pewartaan, ladang untuk ditaburi Injil. Dua kata yang penting di sini ialah “ladang” dan “Injil”. Pertama, ladang. Sangat penting kita ingat dan kenali “jenis-jenis tanah” internet beserta dengan segala karakternya: tanah Facebok, tanah Twitter, tanah Google+ dan sosial media lainnya; tanah blog dan website, tanah Youtube dsb.

Ini bukan pekerjaan yang mudah, karena semua “tanah” memiliki karakternya dan berinovasi dengan sangat cepat. Maka penting mempelajari terus-menerus dan mengikuti perkembangannya. Pertanyaan sederhana seorang pewarta Injil, pewartaan seperti apa yang cocok di tanah jenis A, B, C dst? Bagaimana supaya pesan Injil itu sampai kepada orang yang membaca atau atau mengunjungi halaman sosial media kita?

Ini juga bukan pekerjaan yang mudah. Catatan kecil: orang-orang di Internet pada umumnya suka durasi singkat, suka gambar, video yang menarik, sedikit kata. Singkatnya: gabungan antara teks-audio-gambar-video. Melalui media itulah pesan Injil harus dikemas, dibungkus.

Kedua, Injil. Inijl seperti apa yang dimaksud? Apa cukup hanya menempelkan teks-teks Kitab Suci? Apa cukup hanya memosting khotbah atau renungan yang panjang-panjang? Tentu saja tidak. Injil yang dimaksud dalam arti luas. Saya sering menyempatkan diri membaca dan melihat apa yang diposting oleh teman-teman di facebook. Harus saya acungi jempol, bahwa banyak teman yang sudah menjadi pewarta kabar gembira. Ada yang memosting gambar yang memiliki pesan yang luar biasa, ada yang memosting kata-kata bijaksana, renungan singkat, video inspiratif dan hal-hal positif lainnya.

Injil itu harus diterjemahkan ke dalam banyak bentuk sehingga pesannya sampai kepada semakin banyak orang. Tentu saja menjadi sangat sempit dan merugikan kalau facebook hanya menjadi tempat mengumpat, mengumbar perasaan, mengintip profil dan status orang lain atau tempat pelarían dan menghabiskan waktu.  

Melihat Internet sebagai ladang pewartaan Injil dengan penuh harapan dan kegembiraan! Pernyataan ini sangat penting dan mendesak. Mengapa? Karena, sekarang ini, Internetlah pertemuan publik yang paling besar dan itu terjadi setiap saat. Tentu saja sangat penting pergi ke Ekaristi, kebaktian dan pertemuan-pertemuan lainnya. Tetapi seperti saya katakan tadi, tanah Internet ini memiliki cirinya tersendiri dan harus dilihat dengan penuh harapan dan kegembiraan. Mengapa?

Mari kita sejenak melihat statistik pengguna Internet. Sekarang ini penduduk dunia sekitar 7,1 milyar. Dari jumalah itu, 3 milyar (atau sekitar 40 %) terhubungan ke Internet. Anda bisa melihat statistiknya di sini http://www.internetworldstats.com/stats.htm. Data yang mencengangkan! Ke depan, akan semakin cepat dan semakin banyak orang terhubung ke Internet. Mark Zuckerber (pemimpin Facebook) melalui proyek Internet.org (http://internet.org/about) sedang berjuang berkolaborasi dengan banyak pihak untuk membuat agar semua manusia di atas bumi ini terhubung dengan internet. Tentu saja ini mimpi yang sangat besar. Tetapi, bukankah mimpi adalah kunci? Kita tidak akan  mengenal Google, Facebook, Yahoo kalau para pendirinya itu tidak punya mimpi besar dulunya.

Apa yang mau saya sampaikan sebenarnya? Mari sejenak minilik Injil pada Minggu Paskah III ini. Di akhir Injil hari ini dikatakan bahwa Mesias yang tersalib dan bangkit itu harus diwartakan, dan dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa mulai dari Yerusalem. Yesus berkata “Kamu adalah saksi dari semua ini.”

Kita adalah saksi-saksi Kristus yang tersalib dan bangkit itu, saksi-saksi pertobatan dan pengampunan dosa, saksi-saksi kabar gembira di dalam konteks hidup kita masing-masing. Kita semua. Sekali lagi, kita semua (paus, uskup, pastor, pendeta, suster, para pelayan gereja, dan setiap umat beriman). Kita semua adakah saksi.

Paus Fransiskus berkata bahwa kita harus mewartakan Injil ke pinggiran-pinggiran kehidupan; ke berbagai tempat di mana orang berkumpul, di mana orang mengalami kesepian, kehilangan semangat hidup, dan juga mencari Tuhan. Dan sekarang ini, salah satu pinggiran kehidupan itu ialah Internet dan berbagai sosial medianya. Di sana banyak orang yang merindukan kabar gembira, merindukan kesaksian hidup kita yang otentik.

Internet adalah salah satu tempat kesaksian dan pewartaan kita, yang harus dilihat dengan penuh harapan dan kegembiraan. Biarlah kabar gembira itu sampai kepada semakin banyak orang melalui keterlibatan kita dalam web atau blog, melalui status atau gambar dan video yang kita posting di facebook, di Twitter, di Google+ dan sosial media lainnya. Tuhan memberkati kita semua dan memberkati seluruh pewartaan dan kesaksian kita.


Salamanca-Spanyol, 18 April 2015

Pastor Lamtarida Simbolon, O.Carm


Tidak ada komentar:

Posting Komentar