Menjadi
saksi Kristus di Internet
Internet adalah "ladang Tuhan" yang mahaluas, yang harus kita lihat dengan penuh harapan dan kegembiraan. Ke situ kabar gembira harus diwartakan. Haaa??? Apa mungkin? Bukankah di Internet itu ada banyak pornografi dan hiburan yang tidak sehat lainnya? Iya, betul. Di Internet itu semua berbaur: yang
baik dan yang jahat, yang hitam dan yang putih, yang profan dan yang suci. Sama
seperti dunia.
Menariknya, Yesus
masuk ke dalam dunia yang seperti itu, mau menjadi manusia di tengah-tengah
segala kedosaan dan kejahatan manusia itu, untuk menyucikannya. Betapa luar
biasa Yesus itu. Dia tidak hanya bermeditasi di tempat sunyi, tetapi pergi ke
pinggiran kehidupan, ke tempat orang-orang berdosa, menyembuhkan, mengampuni,
memberi makan.
Dia tidak hanya
membaca Kitab Suci tetapi mewartakan kabar gembira dengan kehadirannya dan
seringkali tanpa kata; kepada para petinggi agama, kepada “para koruptor”
seperti Matius dan Zakeus. Ah...betapa bersyukurnya kita memiliki Tuhan Yesus
yang mau menceburkan diri-Nya ke tengah-tengah manusia yang berlumur dosa dan
kejahatan itu.
Itu sedikit
inspirasi Kitab Suci. Kembali ke Internet. Tadi saya katakan bahwa Internet
adalah ladang pewartaan, ladang untuk ditaburi Injil. Dua kata yang penting di
sini ialah “ladang” dan “Injil”. Pertama, ladang. Sangat penting kita ingat dan
kenali “jenis-jenis tanah” internet beserta dengan segala karakternya: tanah
Facebok, tanah Twitter, tanah Google+ dan sosial media lainnya; tanah blog dan
website, tanah Youtube dsb.
Ini bukan
pekerjaan yang mudah, karena semua “tanah” memiliki karakternya dan berinovasi dengan
sangat cepat. Maka penting mempelajari terus-menerus dan mengikuti
perkembangannya. Pertanyaan sederhana seorang pewarta Injil, pewartaan seperti
apa yang cocok di tanah jenis A, B, C dst? Bagaimana supaya pesan Injil itu
sampai kepada orang yang membaca atau atau mengunjungi halaman sosial media
kita?
Ini juga bukan
pekerjaan yang mudah. Catatan kecil: orang-orang di Internet pada umumnya suka
durasi singkat, suka gambar, video yang menarik, sedikit kata. Singkatnya:
gabungan antara teks-audio-gambar-video. Melalui media itulah pesan Injil harus
dikemas, dibungkus.
Kedua, Injil.
Inijl seperti apa yang dimaksud? Apa cukup hanya menempelkan teks-teks Kitab
Suci? Apa cukup hanya memosting khotbah atau renungan yang panjang-panjang?
Tentu saja tidak. Injil yang dimaksud dalam arti luas. Saya sering menyempatkan
diri membaca dan melihat apa yang diposting oleh teman-teman di facebook. Harus
saya acungi jempol, bahwa banyak teman yang sudah menjadi pewarta kabar
gembira. Ada yang memosting gambar yang memiliki pesan yang luar biasa, ada
yang memosting kata-kata bijaksana, renungan singkat, video inspiratif dan
hal-hal positif lainnya.
Injil itu harus
diterjemahkan ke dalam banyak bentuk sehingga pesannya sampai kepada semakin
banyak orang. Tentu saja menjadi sangat sempit dan merugikan kalau facebook
hanya menjadi tempat mengumpat, mengumbar perasaan, mengintip profil dan status
orang lain atau tempat pelarían dan menghabiskan waktu.
Melihat Internet
sebagai ladang pewartaan Injil dengan penuh harapan dan kegembiraan! Pernyataan
ini sangat penting dan mendesak. Mengapa? Karena, sekarang ini, Internetlah
pertemuan publik yang paling besar dan itu terjadi setiap saat. Tentu saja
sangat penting pergi ke Ekaristi, kebaktian dan pertemuan-pertemuan lainnya.
Tetapi seperti saya katakan tadi, tanah Internet ini memiliki cirinya
tersendiri dan harus dilihat dengan penuh harapan dan kegembiraan. Mengapa?
Mari kita sejenak
melihat statistik pengguna Internet. Sekarang ini penduduk dunia sekitar 7,1
milyar. Dari jumalah itu, 3 milyar (atau sekitar 40 %) terhubungan ke Internet.
Anda bisa melihat statistiknya di sini http://www.internetworldstats.com/stats.htm. Data yang mencengangkan! Ke depan, akan
semakin cepat dan semakin banyak orang terhubung ke Internet. Mark Zuckerber
(pemimpin Facebook) melalui proyek Internet.org (http://internet.org/about) sedang berjuang berkolaborasi dengan
banyak pihak untuk membuat agar semua manusia di atas bumi ini terhubung dengan
internet. Tentu saja ini mimpi yang sangat besar. Tetapi, bukankah mimpi adalah
kunci? Kita tidak akan mengenal Google,
Facebook, Yahoo kalau para pendirinya itu tidak punya mimpi besar dulunya.
Apa yang mau saya
sampaikan sebenarnya? Mari sejenak minilik Injil pada Minggu Paskah III ini. Di
akhir Injil hari ini dikatakan bahwa Mesias yang tersalib dan bangkit itu harus
diwartakan, dan dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa
harus disampaikan kepada segala bangsa mulai dari Yerusalem. Yesus berkata
“Kamu adalah saksi dari semua ini.”
Kita adalah
saksi-saksi Kristus yang tersalib dan bangkit itu, saksi-saksi pertobatan dan
pengampunan dosa, saksi-saksi kabar gembira di dalam konteks hidup kita
masing-masing. Kita semua. Sekali lagi, kita semua (paus, uskup, pastor,
pendeta, suster, para pelayan gereja, dan setiap umat beriman). Kita semua
adakah saksi.
Paus Fransiskus
berkata bahwa kita harus mewartakan Injil ke pinggiran-pinggiran kehidupan; ke
berbagai tempat di mana orang berkumpul, di mana orang mengalami kesepian,
kehilangan semangat hidup, dan juga mencari Tuhan. Dan sekarang ini, salah satu
pinggiran kehidupan itu ialah Internet dan berbagai sosial medianya. Di sana
banyak orang yang merindukan kabar gembira, merindukan kesaksian hidup kita
yang otentik.
Internet adalah
salah satu tempat kesaksian dan pewartaan kita, yang harus dilihat dengan penuh
harapan dan kegembiraan. Biarlah kabar gembira itu sampai kepada semakin banyak
orang melalui keterlibatan kita dalam web atau blog, melalui status atau gambar
dan video yang kita posting di facebook, di Twitter, di Google+ dan sosial
media lainnya. Tuhan memberkati kita semua dan memberkati seluruh pewartaan dan
kesaksian kita.
Salamanca-Spanyol,
18 April 2015
Pastor Lamtarida
Simbolon, O.Carm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar