APA YANG KITA
CARI?
Bacaan-bacaan hari ini berkisah tentang “pencarian”. Orang
Israel (dalam bacaan pertama) berada di padang gurun, mencari makanan, mencari
tanah Kanaan ialah tanah yang dijanjikan. Mereka protes kepada Musa dan Harun
karena kelaparan di padang gurun Sinai. Dalam Injil, orang banyak berada di
tepi pantai mencari Yesus, tapi yang sebenarnya mereka cari adalah roti,
makanan, karena telah melihat mujizat penggandaan roti yang diadakan Yesus.
Setelah Allah menurunkan manna (roti dari surga) orang Israel tetap
bersungut-sungut. Demikian juga orang banyak, setelah penggandaan roti oleh
Yesus, mereka tetap protes dan tidak percaya kepada-Nya.
Seringkali orang-orang Kristiani di segala zaman sama
seperti orang-orang Israel di padang gurun dan orang banyak pada zaman Yesus
itu, lebih pada mencari rahmat daripada mencari Tuhan, mencari mujizat daripada
mencari Allah. Allah tinggal bersama manusia tidak hanya ketika batu diubah
menjadi roti. Dia tetap hadir bersama kita bahkan di saat batu tetap menjadi
batu; manusia harus terus bekerja mencari roti, berjuang dan berjerih-pauah.
Iman kristiani bukanlah iman kesuksesan manusiawi, melainkan iman kebangkitan
melalui penderitaan, salib dan kematian.
Bacaan-bacaan hari ini juga meminta kita dengan tegas untuk
mencari lebih dalam lagi, tidak hanya makanan sehari-hari, melainkan makanan
yang membawa kita sampai pada hidup kekal, mencari Kerajaan Allah. Tuhan
berkata kepada Musa, “Aku akan menurunkan hujan roti dari surga, dan bangsa
Israel akan memungut setiap hari sebanyak yang perlu untuk mereka; Aku akan
mencobai mereka apakah mereka tetap berpegang pada hukumku atau tidak.” Dan
Yesus berkata, “Bekerjalah bukan hanya untuk makanan yang dapat binasa,
melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal.”
Apakah yang kita cari? Ini merupakan pertanyaan yang sangat aktual
dan penting di zaman sekarang ini, bagi setiap orang yang senantiasa mencari
hal-hal yang baru, pengetahuan-pengetahuan baru dan horizon baru. Tidak pernah
seperti sekarang ini di mana manusia menghabiskan banyak energi dan uang dalam
mengadakan penelitian-penelitian: melintasi ruang angkasa, mengelilingi bumi,
menelusuri dasar laut dan juga meneliti manusia itu sendiri.
Akan tetapi, apa yang dicari? Kenapa? Apa hasilnya? Mengubah
ruang angkasa menjadi ruang persenjataan, kehancuran dan kematian?
Menghancurkan sisten ekobiologi dari alam semesta? Membuat manusia menjadi
robot? Sangat baik dan penting berbagai macam penelitian itu, tapi yang lebih
mendasar adalah motifnya, intensinya, apa yang menjadi tujuan dari pencarian
itu. Sepanjang sejarah pencarian dan penelitian itu, seringkali manusia lupa
akan Allah, lupa mencari Kerajaan Allah. Bukankah kelupaan ini yang menjadi
dasar ketidakpuasan dan ketidakbahagiaan kita dalam pencarian dan hasilnya?
Hari ini Allah mengundang kita semua untuk mencari makanan
yang dapat membawa kita sampai pada hidup kekal, makanan rohani yang merupakan
kunci dari makanan jasmani. Yesus mengundang kita untuk mencari Kerajaan Allah,
yang merupakan akar dari kebahagiaan manusia. Dia secara tegas mengatakan,
“Akulah roti kehidupan. Barangsiapa datang kepada-Ku tidak akan lapar lagi, dan
barangsiapa percaya kepada-Ku tidak akan haus lagi. Yesus adalah roti kehidupan
dalam padang gurun kehidupan kita; Dialah makanan rohani di tepi-tepi pantai
sejarah kehidupan manusia. Semoga Tuhan membantu kita untuk mencari makanan
sehari-hari, dan juga menambahkan iman kita sehingga kita menjadi
pencari-pencari Kerajaan Allah.
Salamanca-Spanyol, 2 Agustus 2015
Homili Hari Minggu Biasa XVIII
Pastor Lamtarida Simbolon, O.Carm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar