Jalan salib tak ada ujung
(Percik Minggu Palma 2015)
Minggu Palma tiba. Daun-daun palma melambai-lambai di seluruh dunia. Yesus
memasuki Yerusalem. Yesus memulai Jalan Salib-Nya. Oleh orang banyak Ia disambut sebagai raja, tetapi kemudian ditinggalkan
bahkan dihujat, lalu disalibkan sebagai penjahat. Opini pubik cepat sekali
berubah karena digiring “media”. Oleh Yudas
Iskariot, Ia dijual seharga budak. Oleh Petrus, Ia disangkal sebagai Gurunya. Oleh pemimpin-pemimpin agama Ia dinyatakan pendosa berat karena
menghujat Allah (menyebut dirinya Anak Allah). Oleh pemimpin-pemimpin politik Ia dianggap pemberontak yang membahayakan
kekuasaan Roma. Oleh murid-murid-Nya,
Ia ditinggalkan sendirian dalam penderitaan-Nya hingga mati di kayu salib.
Hanya Maria dan beberapa perempuan lain
serta murid yang dikasihi yang berada di dekat salib Yesus, menyaksikan
semua peristiwa itu sampai pada kesudahannya.
Itulah jalan salib yang dilalui Yesus. Dan akhirnya Dia berkata: “Sudah
selesai!” Dia lewati semua sampai tergantung mati di kayu salib. Ia telah
melakukan jalan salib-Nya dengan sempurna, melakukan semua dan segala yang
paling baik yang bisa Ia lakukan untuk manuisa dan dunia. Mengasihi dunia
sehabis-habisnya, dengan segenap hati-Nya, dengan segenap jiwa-Nya, dengan
segenap akal budi-Nya dan dengan segenap kekuatan-Nya. Dan pada akhirnya, Dia
bangkit dan hidup meraja untuk selamanya.
Apakah Jalan Salib Yesus sudah selesai? BELUM SELESAI! Sejarah selalu
terulang. Seringkali orang banyak
awalnya menyambut Dia, menerima-Nya sebagai Juruselamat, tetapi kemudian
meninggalkan-Nya, bahkan menghujat serta “menyalibkan-Nya”. Kita hidup di suatu
zaman yang tak begitu peduli akan Allah. Juga kita hidup di zaman media, di
mana opini publik seringkali digiring oleh pihak-pihak atau ideologi-ideologi tertentu,
sehinngga orang banyak seringkali ikut arus. Ada murid-murid-Nya, juga di zaman
sekarang ini, yang seperti Yudas
Iskariot: menjual Yesus demi, entah itu uang, jabatan, atau kompensasi
lainnya. Banyak murid-Nya, juga di zaman sekarang ini, yang seperti Petrus: menyangkal Yesus karena takut;
takut memberikan kesaksian.
Pemimpin-pemimpin agama atau kelompok tertentu (baik Kristiani
maupun non-Kristiani) seringkali “menutup jalan” kepada Yesus, atau membungkam
dan menyalibkan Yesus beserta Kristianitas. Di banyak belahan dunia, Yesus
“dilarang” berkarya, orang-orang Kristiani dibunuh, Gereja-gereja dilarang.
Banyak pemimpin politik juga
membungkam Kristianitas, menganggap Gereja sebagai “pengganggu” kekuasaan. Dan
sangat banyak juga dari murid-murid
Yesus yang pergi, lari, meninggalkan-Nya sendirian: ada yang pergi
meninggalkan Yesus; ada yang pergi meninggalkan Gereja; ada yang bahkan pergi
meninggalkan Tuhan. Itulah salib yang masih terus-menerus dipikul Yesus sampai
pada akhir zaman.
Hari ini Minggu Palma. Kita mengenangkan jalan salib Yesus itu. Entahlah
kita termasuk kelompok yang mana (termasuk orang banyak, Yudas, Petrus,
pemimpin agama atau poitik, murid-murid yang meninggalkan Yesus), kita bisa
merenung dan mengidentifikasi diri kita. Itulah maknanya perayaan Pekan Suci,
saat untuk hening sejenak dan melihat ke dalam hati, lalu membarui diri dan
iman dalam sukacita Paskah.
Menarik, Injil mencatat bahwa Maria dan beberapa perempuan lain serta murid
yang dikasihi, berdiri di dekat salib Yesus. Hanya beberapa orang memang,
tetapi sungguh mengharukan. Kita berdoa bagi orang-orang Kristiani yang berani
mati demi mempertahankan imannya di hadapan ISIS, juga di hadapan
kelompok-kelompok lain yang melarang dan membunuh pengikut-pengikut Yesus di
berbagai belahan dunia ini.
Kadang aku bertanya dalam hati, apakah pada akhirnya hanya sedikit orang
yang tinggal di dekat Yesus sedangkan kebanyakan yang lain pergi
meninggalkan-Nya? Entahlah! Mungkin, Anda (yang sedang membaca renungan ini)
adalah salah satu yang tetap tinggal dekat Yesus. Dan kalau Anda adalah salah
satu yang tinggal dekat salib Yesus, ingatlah bahwa kita memiliki jalan salib
tak ada ujung. Akan ada banyak salib kehidupan yang akan kita tanggung. Tapi kita
memiliki Tuhan Yesus yang telah mengalahkan dan melalui semuanya itu, dan
sekarang Ia bangkit jaya di surga. Biarlah pesan-Nya senantiasa tercatat dalam
hati kita: “Aku akan menyertai kamu
senantiasa sampai akhir zaman.” (Mat 28:20). Tuhan memberkati. Selamat
memasuki Pekan Suci.
Lamtarida Simbolon, O.Carm
Salamanca-Spanyol, 28 Maret 2015
Selamat Hari Raya Minggu Palma